Tanjungpakis, yang dulu dikenal sebagai "Desa Dollar" karena perekonomiannya yang berkembang pesat, merupakan komunitas pesisir dengan warisan budaya dan alam yang kaya. Seiring berjalannya waktu, desa ini menghadapi berbagai tantangan seperti erosi pantai, penambangan pasir ilegal, dan perubahan keanekaragaman hayati. Terletak di muara Sungai Citarum, desa ini merupakan rumah bagi Suku Sunda-Betawi dan berbagai spesies laut dan pesisir, seperti kepiting tapal kuda, burung laut, bandeng, udang, dan hutan bakau.

Proyek ini bertujuan untuk mengatasi tantangan lingkungan melalui solusi berbasis alam yang memadukan pemulihan ekologi dengan pemberdayaan sosial ekonomi. Dengan menanam bakau, memasang pemecah gelombang, dan mengembangkan mata pencaharian berkelanjutan, inisiatif ini tidak hanya melindungi garis pantai tetapi juga menumbuhkan ketahanan di antara penduduk setempat. Selain itu, Tanjungpakis sedang dikembangkan menjadi tujuan ekowisata, yang menyediakan kesempatan bagi pengunjung untuk berinteraksi dengan alam sambil mendukung upaya konservasi secara langsung.

Melalui kerja sama dengan mitra perusahaan dan lembaga akademis, proyek ini tidak hanya sekadar menanam pohon, tetapi juga bertujuan untuk menciptakan dampak yang berkelanjutan dengan mengatasi perubahan iklim dan meningkatkan keanekaragaman hayati. Dengan memberdayakan masyarakat setempat dengan keterampilan dan sumber daya yang diperlukan, inisiatif ini membekali mereka dengan pengetahuan praktis, perangkat inovatif, dan dukungan jangka panjang untuk mendorong pertumbuhan dan ketahanan yang berkelanjutan.